Jumat, 20 Januari 2012

SETIANYA ANJING

Otak hewan, berdasarkan penelitian ahli, sangat kecil dibandingkan dengan bobot tubuhnya.

Begitu juga anjing. Meski berotak kecil, namun hewan ini terkenal sangat setia dan tetap mengenal tuannya, meski telah lama tak bertemu.

Berbeda dengan manusia yang dianugerahi volume otak yang besar dan cerdas, manusia cenderung penuh intrik dan kesetiaan yang dapat diukur.

Aku memiliki anjing, beberapa, yang sebenarnya anjing tetangga. Namun karena terlalu banyak sebagian anjing itu sering berteduh dan makan di tempatku.

Mereka sangat setia, selalu menunggu ditempat yang sama, serta kibasan ekor riang jika aku kembali ke rumah.

Apakah kesetiaan anjing terpatri dalam genetiknya? Aku juga tak tahu. Yang pasti saat anjing tersebut memiliki lima ekor anak anjing, kelima anaknya juga menunjukkan kesetiaan sejak lahir.

Menjilati kaki atau tanganku, kadang tidur di sampingku saat aku sedang duduk di teras rumah.

Dimandikan, diberi makan, selalu dibelai, dicari dan dipanggil saat anak-anak anjing itu bertualang terlalu jauh.

Kadang anak anjing duduk dengan lucunya, memandang penuh harap untuk diajak main.

Mereka memang setia dan selalu mau menanti. Sebentar lagi anak anjingku akan besar dan perkasa, mereka akan jadi penjaga setia.

Aku sadar, dalam hidup, ikatan dan kesetian besar memang hanya tertempa jika menjadi bagian atau komunitas.

Bagian dari kelompok, kesatuan, anggota geng, organisasi, korporasi, yang jelas struktur dan tujuannya.

Kelompok yang paling dekat adalah Keluarga, dimana kita belajar setia, mencintai, mengasihi, dengan tujuan masa depan indah.

Tidak ada komentar: