Senin, 21 Juli 2008

Memancing Dengan Kesabaran

Memancing ikan, merupakan kegiatan atau hobi yang memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi, setidaknya itu yang diujarkan Komandan Komando Distrik Militer (Kodim) 1201 Mempawah, Parlindungan Sirait, Kepada Tribun, di ruang kerjanya, Kamis (17/7).

“Dari hobi memancing ikan, mengajarkan saya untuk bersabar dalam melakukan tugas,” timpal Dandim yang kerap disapa Parlin itu.

Kesabaran telah diuji sejak pertama perencanaan lokasi pemancingan dan membuat umpan untuk memancing. “Umpan harus sesuai dengan lokasi dan jenis ikan yang akan kita pancing,” tuturnya sembari tersenyum.

Kata dia, umpan memancing di laut dan di sungai sangat berbeda. Bila dilaut, Parlin, biasa menggunakan umpan dari ikan kucing, ikan belanak, atau cumi.

Sedangkan memancing disungai, umpan yang digunakan adalah umpan buatan dari kukusan daging belut yang dicampur tepung kanji. “Tapi dari pada repot, saya biasa menggunakan umpan cacing,” kata Parlin, sambil menikmati secangkir kopi yang berada diatas meja.

Untuk jadual memancing, Parlin memanfaatkan hari libur atau akhir pekan, usai bergelut dengan rutinitas sebagai perwira tentara. “ Biasanya saya berangkat memancing pada sore hari, dan pulang pada pagi hari. Tapi, bisa juga berangkat subuh, kembali kerumah tengah hari, tergantung dengan teman-teman yang mengajak,” ujarnya.

Dirinya sering berangkat bersama teman maniak memancingnya, karena mereka memiliki sampan atau kapal untuk digunakan di laut.

Demi menyalurkan hobi memancingnya, ia mengkoleksi beberapa jenis pancing dan kail, seperti satu set alat pancing merek Daiwa, yang dibelinya seharga Rp 3,5 juta.

“Untuk memancing ikan berukuran sedang, pancing merek Simano yang biasa saya gunakan. Harganya memang lebih murah, sekitar Rp 500 ribu. Untuk mata kailnya saya menggunakan produk Daichi,” jelas Dandim dengan wajah bersemangat.

Ia juga menceritakan berbagai tempat telah menjadi lokasi memancingnya seperti Buleleng di Bali dan perairan sekitar NTT.

“Di NTT saya pernah mendapat ikan tuna seberat 110 kg,” ujar Parlin. Selain ikan Tuna, ia juga pernah menangkap ikan Baracuda dan jenis ikan besar lainnya.

Parlindungan Sirait menuturkan, tujuan utama dirinya memancing adalah melepas semua beban pikiran sambil menikmati indahnya panorama laut.

Dibalik hobinya yang kelihatan menyenangkan, Parlindungan pernah mengalami peristiwa yang mengejutkan saat memancing di laut.

Tahun 2000 , saat masih berpangkat mayor, ia memancing di Bali, waktu itu sampan dengan ukuran 6 meter yang digunakannya terbalik dihantam gelombang. Tak ayal, ia dan tiga penumpang sampan lainnya tercebur ke laut.

“Tapi saya tidak trauma, malah semakin tambah pengalaman, kalau melabuhkan jangkar sampan harus dalam-dalam,” tuturnya sambil tertawa.(dng)

Tidak ada komentar: